Rabu, 24 November 2010

DAMPAK BENCANA ALAM TERHADAP INFLASI

Belakangan ini Indonesia selalu dihadapi dengan berbagai macam bencana alam, dari mulai gempa, banjir sampai gunung meletus. Apakah dampak bencana alam tersebut akan mempengaruhi inflasi di negara ini ?
Beberapa sumber ada yang mengatakan bahwa bencana memang mempengaruhi inflasi, namun ada juga yang mengatakan tidak mempengaruhi inlasi.

Ada salah satu sumber mengatakan bahwa pemerintah mengakui bencana alam yang terjadi baru-baru ini akan mempengaruhi laju inflasi. Hal ini disebabkan adanya tekanan suplai barang terutama kebutuhan pokok paska bencana banjir bandang di Wasior, Tsunami Mentawai dan meletusnya gunung merapi.
Bencana alam yang terjadi di Wasior, Papua Barat, Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, dan meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta menyebabkan kenaikan permintaan bahan pokok di daerah-daerah tersebut.

Sumber-sumber lain ada yang mengatakan bahwa memang bencana alam yang melanda Indonesia akhir-akhir ini tidak mempengaruhi besaran laju inflasi. Kalaupun ada dampak signifikan kenaikan harga yang dapat menyebabkan inflasi, itu hanya bersifat lokal, bukan berdampak secara nasional. Di berbagai kawasan bencana alam seperti Mentawai tidak ada transaksi jual beli, karena wilayah tersebut telah bergantung kepada bantuan sosial. Di Mentawai bukan karena kenaikan harga, namun transaksi saja tidak ada, karena memang ekonominya lumpuh jadi konsumsi itu mengandalkan pada bantuan, jadi tidak ada transaksi harga di pasar. Selain itu bencana juga tidak memberikan tekanan terhadap inflasi pada kawasan yang terkena bencana, karena tidak masuk dalam wilayah yang diperhitungkan tingkat inflasinya oleh BPS. Apalagi, selain itu, wilayah tersebut bukan merupakan kantong produksi untuk nasional.

Jadi dari beberapa sumber diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bencana alam itu dapat mempengaruhi laju inflasi atau bisa juga tidak mempengaruhi.

ANALISIS JURNAL

Analisis Jurnal

" Dampak Dari Liberalisasi Perdagangan Pertanian Indonesia-ChinaTerhadap Produksi Dan Ekspor Pertanian Di Indonesia "
( Suatu Penelitian Dengan Menggunakan Pendekatan Simulasi )

Pengarang

Tulus Tambunan
Fakultas Ekonomi
University of Trisakti

Januari 2010

Judul

Dampak Dari Liberalisasi Perdagangan Pertanian Indonesia-ChinaTerhadap Produksi Dan Ekspor Pertanian Di Indonesia

Latar Belakang

Pertanian merupakan suatu sektor yang sangat sensitif dan sangat mudah terpengaruh oleh banyak faktor. Pertanian juga merupakan sektor kunci bagi banyak penelitian mengenai kemiskinan di negara-negara terbelakang atau negara-negara sedang berkembang ( NSB ), termasuk Indonesia. Secara teori, kesepakatan liberalisai perdagangan untuk komoditas-komoditas pertanian antara China dan Indonesia atau ASEAN yang dikenal dengan sebutan Area Perdagangan Bebas (FTA) ASEAN-China pasti akan membawa sebuah dampak signifikan tidak hanya pada pertanian tetapi juga terhadap kemiskinan di Indonesia.
ASEAN-China FTA untuk pertanian dilakukan dalam suatu program yang disebut Program Panen Awal (EHP).

Masalah

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai dampak dari kesepakatan China dengan Indonesia di dalam konteks kesepakatan China-AFTA terhadap produksi dan ekspor pertanian Indonesia serta bagaimana daya saing pertanian Indonesia terhadap pertanian Indonesia.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kesepakatan ASEAN-China AFTA menguntungkan Indonesia, khususnya sektor pertanian.


Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua metode analisis. Pertama, untuk menganalisis daya saing perdagangan Indonesia dibandingkan China untuk komoditas-komoditas yang masuk di dalam EHP, dipakai dua indeks daya saing yang umum digunakan di dalam penelitian-penelitian perdagangan atau persaingan antar negara, yakni indeks revealed comparative advantage (RCA) dan indeks spesialisasi perdagangan (TSI).
Kedua, untuk menganalisis efek-efek dari liberalisasi perdagangan pertanian antara kedua negara tersebut terhadap produksi dan ekspor pertanian Indonesia, penelitian ini mengadopsi suatu pendekatan simulasi dengan menggunakan dua model penghitungan keseimbangan umum, yaitu Model Simulasi Kebijakan Perdagangan Pertanian (ATPSM) versi 3.1 (2006) dan Proyek Analisis Perdagangan Global (GTAP) versi 2005.

Hasil Penelitian

ATPSM
Model ini memberi estimasi-estimasi dari perubahan-perubahan dalam volume perdagangan-perdagangan, harga-harga dan indikator-indikator kesejahteraan yang berasosiasi dengan perubahan-perubahan dalam lingkungan kebijakan perdagangan.

GTAP
Bagian dari lahan pertanian yang terintegrasi di Indonesia sedikit lebih banyak dibandingkan lahan pertanian di China. Tetapi dalam hal produksi pertanian, China menunjukkan suatu kinerja yang bagus dengan akselerasi laju pertumbuhannya yang sudah dimulai sejak dekade 70-an.
Selama ini Indonesia sangat tergantung pada impor kedelai, tidak hanya karena produksi di dalam negeri selama ini tidak bisa mencukupi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga kualitas dari kedelai Indonesia relatif buruk dibandingkan dengan beberapa negara penting penghasil kedelai, seperti Amerika Serikat (AS), yang merupakan negara terbesar bagi impor Indonesia untuk produk pertanian yang satu ini.

Kesimpulan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memprediksi apakah Indonesia akan mendapatkan manfaat dari pelaksanaan China-AFTA, sebagai bagian penting dari kesepakatan kerjasama antara China dan negara-negara anggota ASEAN, khususnya perdagangan pertanian. Manfaat yang dimaksud dalam penelitina ini adalah peningkatan ekspor (atau ekspor net) dan produksi.
Berbagai permasalahan yang hingga saat ini dihadapi sektor pertanian di dalam negeri juga sudah diketahui umum seperti lahan pertanian sempit, harga input (seperti pupuk, benih dan pestisida) sering tidak stabil atau bahkan stoknya sering hilang di pasaran, harga output sering merugikan petani-petani yang membuat mereka tidak bersemangat/berkeinginan untuk meningkatkan produktivitas, keterbatasan tekhnologi (khususnya tidak ada kerjasama yang baik antara pertanian dan lembaga-lembaga pengembangan dan penelitian (litbang) dan perguruan-perguruan tinggi), pertanian masih dianak tirikan oleh perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang membuat petani sulit mendapatkan modal, keterbatasan infrastruktur, terutama yang menghubungi sentra-sentra produksi dengan pusat-pusat pasar, distorsi-distorsi di dalam proses distribusi, dan kebijakan-kebijakan ekonomi makro maupun meso (sektoral) yang tidak berpihak kepad apertanian.
Tanpa ada upaya-upaya yang serius dan konkrit, tidak hanya dari pemerintah tatpi juga dari swasta/masyarakat secara umum, untuk menghilangkan permasalahan-permasalahan tersebut di atas, pertanian Indonesia akan dirugikan di dalam perdagangan bebas, temasuk di dalam konteks China-AFTA

RINGKASAN KEMISKINAN

Krisis ekonomi di Indonesia memaksa pemerintah untuk mengkaji kebijakan-kebijakan yang ada. Bagi pemerintah, krisis merupakan suatu pelajaran yang mahal dimana jaring pengaman sosial dari ekonomi Indonesia adalah kemampuan untuk memperkuat pembangunan pedesaan.
Pada program ekonomi saat ini, infrastruktu pedesaaan telah menjadi salah satu prioritas untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk memberi peluang bagi kemampuan daerah dan pedesaan sebagai tulang punggung ekonoi regional da nasional
Hubungan ekonomi antara pedesaan dan perkotaan harus didukung oleh sistem transportasi yang cukup dan memadai serta sistem distribusi yang baik untuk menjamin keberhasilannya.
Investasi dibidang transportasi pedesaan merupakan salah satu cara untuk menekan urbanisasi dan menghindari investasi ditranspotrasi perkotaan yang tidak diperlukan.
Tiga komponen yang diperlukan oleh pembangunan sistem transportasi pedesaan dalam penyediaan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat desa, yaitu :
1. Infrastruktur transportasi pedesaan
2. Pelayanan transportasi pedesaan
3. Kapasitas organisasional/manajemen untuk menangani dan mensinkronisasi pelayanan dan infrastuktur transportasi.

Kebijakan dan Program Pemerintah dalam pengembangan, Pengentasan Kemiskinan dan transportasi di pedesaan.
Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah pedesaan yang dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan keanekaragaman usaha pedesaan, membangun dan memperkuat institusi yang mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta mengoptimalkan sumber daya alam sebagai dasar pertumbuhan ekonomi pedesaan. Transportasi merupakan elemen penting dan strategi untuk mendukung misi pemerintah tersebut.
Program IDT, Program P3DT dan Program PPK merupakan program pemerintah dalam pengembangan, pengentasan kemiskinan di pedesaan.
Peran transportasi :
a) Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan fasilitas dan infrastruktur transportasi
b) Melanjutkan peningkatan sistem transportasi lokal
c) Peningkatan aksebilitas ke fasilitas dan sarana transportasi

Isu Transportasi Pedesaan
Pembangunan pedesaan tidak menciptakan kondisi yang independen dan inter-dependensi, tetapi menciptakan ketergantungan pada daerah perkotaan dan pemerintah pusat. Ada juga isu lain yang berkembang di Nepal yaitu isu tentang kesetaraan gender dan kebutuhan bagi penyandang cacat.

Tujuan Membuat Program Transportasi Pedesaan
Tujuannya adalah menghilangkan isolasi yang merupakan penghalng utama pembangunan. Isolasi menyebabkan kemiskinan, karena pelayanan tidak mencapai yang terisolasi dan membuat mereka tidak terkontak kegiatan peningkatan pendapatan.
Pelaksanaan Pelayanan dan Infrastruktur Transportasi Pedesaan
Faktor penting dalam pelayanan dan transportasi pedesaan adalah pembiayaan dan pengelolaan aset. Pemerintah daerah dapat menerapakn beberapa opsi pembiayaan seperti hibah ( transfer fiskal antar pemerintah ), generasi baru road fund, sumber pendapatan daerah dari jalan tol, pajak dan fee seperti juga dari agen donor lain

Inisiatif Untuk Transportasi Pedesaan
a) Pembangunan transportasi pedesaan harus terus didukung untuk meningkatkan kemampuan daerah untuk meningkatkan kehidupan yang berkesinambungan.
b) Masyarakat, termasuk sektor swasta dan lembaga pendidikan harus didorong untuk berperan aktif dalam pembangunan program transportasi pedesaan.
c) Para stakeholder harus membuat program yang komprehensif berdasarkan rencana aksi yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam daerah dan mengintegrasikan prinsip partisipasi, penggunaan sumber daya yang berkesinambungan, perlindungan lingkungan dan pemahaman jender.
d) Inisiatif dan best practise yang berhasil dibidang pengembangan transportasi pedesaan harus disebarluaskan dan direplikasi seluas-luasnya.
e) Program pengembangan transportasi pedesaan harus merujuk ke capacity building sebagai aspek penting dalam implementasi.
f) Semua stakeholders termasuk pemerintah pusat dan daerah harus membuat ketetapan untuk alokasi keuangan bagi pembangunan transportasi pedesaan.
g) Semua stakeholders harus mempersiapkan rencana kegiatan mereka sendiri untuk meningkatkan transportasi pedesaan.
h) Pengembangan transportasi pedesaan harus menyertakan pemeliharaan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari rencana implementasi untuk menjamin rencana kesinambungannya.
i) Rencana kegiatan harus menyertakan proses monitoring dan mekanisme evaluasi.

Rabu, 03 November 2010


FINANCIAL MARKETS AND INTERMEDIARIES

Financial markets adalah mekanisme yang memungkinkan orang untuk memebeli dan menjual surat-surat berharga ( seperti saham, obligasi ), komoditi ( seperti logam mulia atau barang pertanian ) dan jenis lainnya pada biaya transaksi yang rendah dan pada harga yang menceminkan hipotesis pasar efisien.

Dalam pasar keuangan, financial markets memfasilitasi :

  • Peningkatan modal ( di pasar modal )
  • Pengalihan resiko ( di pasar derivatif )
  • Perdagangan internasional ( di pasar mata uang )

Biasanya para peminjam memberikan tanda terima kepada para pemberi pinjaman dengan menjanjikan untuk membayar kembali modal. Penerimaan ini merupakan surat-surat berharga yang dibeli atau dijual bebas.Sebagai imbalan atas uang pinjaman kepada peminjam, pemberi pinjaman mengharapkan kompensasi dalam bentuk bunga atau dividen.

Financial markets dapat dibagi menjadi subtipe yang berbeda :

· Pasar modal yang terdiri dari stock markets/ bursa saham dan bond markets/pasar obligasi.

· Comodity markets/ komoditas pasar, yang memfasilitasi perdagangan kmoditi.

· Money markets/pasar uang, yang memberikan pinjaman dana jangka pendek dan investasi.

· Pasar deriatif

· Futures markets, yang memberikan kontrak berjangka untuk produk-produk dimasa depan.

· Insurance markets/pasar asuransi yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai resiko.

· Pasar valuta asing, yang memfasilitasi perdagangan valuta asing.

Financial intermediaries adalah sebuah institusi yang menghubungkan antara penabung dan peminjam dalam melakukan transaksi.

Jenis-jenis perantara keuangan :

· Bank

· Bond markets

· Stock markets

· Mutual funds

· Pension funds

· Insurance companies

· Leasing companies

· BMT, Credit Union, Koperasi.

SAVING AND INVESTMENT


Saving atau tabungan adalah pendapatan tidak dihabiskan atau konsumsi ditangguhkan. Tabungan juga termasuk mengurangi pengeluaran, seperti biaya berulang.

Tabungan berkaitan erat dengan investasi. Dengan tidak menggunakan penghasilan untuk membeli barang-barang konsumsi dan jasa, sangat mungkin bagi sumber daya untuk bukan diinvestasikan dengan yang digunakan untuk menghasilkan modal tetap, seperti pabrik dan mesin.Saving merupakan alat utama untuk meningkatkan jmlah modal agar selalu tersedia, yang memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi.

GDP adalah total pendapatan dan total pengeluaran barang dan jasa.

Y = C + I + G + NX

Dalam dunia ekonomi :

Y = C + I + G

Tabungan :

S = I = Y – C – G atau S = ( Y – T – C ) + ( T – G )

Dimana, T = Pajak

Dua komponen dalam tabungan nasional :

· Private saving ( Y – T – C )

· Public saving ( T – G )

Tabungan harus sama dengan investasi

MARKET FOR LOANABLE FUNDS


Market for loanable funds/ pasar untuk dana pinjaman adalah pasar uang yang mengkoordinasi tabungan dan investasi.

· Supplier adalah orang yang menyimpan

· Demander adalah orang yang meminjam uang

· Suku bunga adalah harga dana pinjaman

Kurva penawaran untuk dana pinjaman

Kurva permintaan pasar

Ketika pemerintah menghabiskan lebih dari yang diterima dalam penerimaan pajak, maka berarti defisit anggaran. Akumulasi defisit anggaran masa lalu berarti utang pemerintah.

Pinjaman pemerntah untuk membiayai defisit anggaran mengurangi pasokan dana pinjaman yang tersedia untuk membiayai investasi oleh rumah tangga dan perusahaan dinamakan crowding untuk keluar.

Ketika pemerintah mengurangi tabungan nasional dengan menjalankan defisit , naik tingkat bunga dan investasi jatuh.

Defisit anggaran pemerintah merupakan tabungan publik negatif dan, karena itu, mengurangi tabungan nasional dan penyediaan dana pinjaman.

Ketika defisit anggaran pemerintah banyak keluar investasi, mengurangi produktivitas dan pertumbuhan PDB.

Analisis Jurnal

ANALISIS JURNAL

Tema : Investasi

Judul :
“Pengaruh tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index”

Pengarang :
Makaryanawati
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Misbachul Ulum
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Tahun :
2009

Latar Belakang :
Pandangan yang selama ini ada dalam kebanyakan masyarakat kita menyebutkan bahwa investasi sebagai sesuatu yang mahal dan penuh risiko. Padahal kita tahu bahwa dengan menyimpan uang di celengan, membeli tanah, membeli emas adalah beberapa contoh jenis investasi yang cukup mudah dilaksanakan bagi sebagian masyarakat kita. Jenis investasi lain yang sudah berkembang dan sudah banyak dilakukan de hamper seluruh Negara di dunia ini adalah investasi di pasar modal.

MASALAH :
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana seorang investor memahami secara pasti potensi yang ada dalam investasi tersebut, apakah investor bisa mendapatkan keuntungan atau berpotensi menderita kerugian. Serta bagaimana seorang investor memaksimalkan tingkat return yang diperoleh dan meminimalkan potensi risiko yang akan terjadi.

TUJUAN :
Penelitian ini ditujukan untuk memberi informasi kepada para penanam saham (investor) tentang hubungan tingkat suku bunga SBI dengan risiko investasi. Serta memberitahukan bahwa para investor harus memperhatikan faktor-faktor di luar factor mikro dan makro ekonomi seperti kondisi social, politik dan keamanan yang bisa mempengaruhi naik turunya harga saham.

METODOLOGI PENELITIAN :

Data :
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (berupa angka-angka). Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data ini diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Bank Indonesia, dan website mengenai pasar modal.

Variabel :
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas, yaitu tingkat suku bunga (X) dan tingkat likuidaitas perusahaan (X) terhadap risiko investasi (Y) yang merupakan variabel terikat.

Tahapan Penelitian :
1. Analisis data : Untuk menganalisis hubungan variabel tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas perusahaan terhadap variabel tingkat risiko investasi dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Adapaun persamaa regresi berganda dituliskan :
Y = a + b X + b X
2. Uji Hipotesis : Untuk menguji variabel peneliti menggunakan SPSS 15.0 for Windows.

MODEL

Matematis :
Y = a + bx
= a + b1x1 + b2x2 + e

RI = a + b1 TSB + b2 LP + e

HASIL :

Setelah dilakukan analisis uji normalitas dan asumsi klasik terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini maka dapat diketahui bahwa data yang digunakan dalam analisis memiliki distribbusi yang normal dan memenuhi persyaratan uji asumsi klasik.
Terlihat bahwa penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan konsep resiko investasi dimana resiko dibagi menjadi dua resiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa tingkat suku bunga SBI terbukti mempengaruhi risiko sistematis perusahaan manufaktur. Semakin kecil suku bunga Bank Indonesia maka semakin besar risiko sistematik saham.
Adanya kontribusi secara signifikan dari variabel ini menunjukkan berperannya informasi tentang perusahaan variabel suku bunga terhadap risiko investasi atau dapat dikatakan bahwa investor memperhatikan tingkat suku bunga dalam menentukan risiko investasi pada suatu saham.

KESIMPULAN :
Dengan memperhatikan hasil analisis yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka di tarik kesimpulan bahwa tingkat suku bunga yang ditunjukkan oleh tingkat suku bunga SBI sebagai tingkat kenaikan bunga bebas resiko terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi. Arah pengaruhnya konsisten dengan teori yang menyatakan bahwa jika tingkat suku bunga tinggi, maka akan mengakibatkan harga saham naik dan risiko investasi menjadi meningkat. Tingkat likuiditas perusahaan yang ditunjukkan oleh rasip lancer tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi.

Circular flow diagram



Circular Flow Diagram

Gambar diatas menunjukkan sebuah diagram dari Pelaku Ekonomi Makro, di mana yang menjadi pelaku pertamanya adalah berasal dari rumah tangga. Pelaku ekonomi ini menghasilkan tenaga kerja dalam pasar tenaga kerja. Pendapatan yang didapat dari pasar tenaga kerja akan digunakan untuk membeli makanan, pakaian, mmbiayai jasa pengangkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa, membeli kendaraan, dll. Semuanya itu didapatkan dari pasar barang. Pendapatan lain yang juga bisa diterima yaitu melalui lembaga keuangan,dalam hal ini contohnya Bank. Bank memberikan bunga bank kepada mereka apabila mereka menympan uangnya disana. Selain mendapatkan penghasilan, rumah tangga mempunyai kewajiban lain terhadap pemerintah yaitu membayar pajak, seperti pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, dll. Pendapatan pajak digunakan pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur atau pembangunan agar lebih baik lagi agar bisa dnikmati oleh pelaku ekonomi atau yang lainnya.

Pelaku ekonomi kedua yaitu Perusahaan. Perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk memproduksi barang yang diinginkan. Perusahaan bisa mendapatkannya melalui pasar tenaga kerja. Keuntungan yang didapat perusahaan dari hasil penjualan barang ini digunakan perusahaan untuk membayar gaji/upah para tenaga kerjam membeli fasilitas lain untuk perusahaan misalnya mobil atau yang lainnya. Perusahaan juga mempunyai kewajiban lain yaitu membayar pajak kepada pemerintah seperti pajak kendaraan atau yang lainnya. Apabila perusahaan ingin memperluas usahanya dan membutuhkan dana, maka perusahaan bisa memperolehnya melaui lembaga keuangan (Bank). Bank akan memberikan dana pinjaman dan perusahaan harus mencicil pembayaran beserta bunga pinjaman yang telah ditentukan dan disepakati bersama.

Pelaku ekonomi ketiga yaitu Pemerintah. Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak, baik pajak langsung maupun tidak langsung. Pendapatan tersebut digunakan pemerintah untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan melalui pasar barang. Pemerintah bisa mendapatkan tenaga kerja melaui pelaku ekonomi rumah tangga, misalnya guru untuk membantu pemerintah dalam dunia pendidikan. Sebagian dari pendapatan pemerintah itu digunakan untuk membayar tenaga guru tersebut.

Pelaku ekonomi keempat yaitu Lembaga Keuangan (Bank). Bank menerima tabungan, deposito dari rumah tangga atau perusahaan. Dan rumah tangga akan mendapatkan pendapatan berupa bunga dari hasil penyimpanan tersebut. Selain itu bank juga memberikan dana pinjaman kepada rumah tangga atau perusahaan jika mereka membutuhkan dana tersebut dan mereka harus membayar angsuran pinjaman tesebut nantiya beserta bunga pinjaman. Dari pendapatan bunga pinjaman ini digunakan Bank untuk modal dalam memperluas usahanya itu. Bank juga merupakan supplier dalam menyediakan uang giral di pasar uang.

Pelaku ekonomi terakhir adalah yaitu negara-negara lain. Melalui pasar luar negreri, permintaan dunia akan barang-barang ekspor dalam negeri bertemu dengan penawaran barang-barang tersebut yang dapat disedikan oleh para eksportir. Negara-negara lain juga merupakan supplier dipasar barang dalam menyedikan kebutuhan barang import. Mereka juga membeli barang di pasar untuk perusahaannya yang ada di dalam negeri. Negara-negara lain juga bisa membeli hasil-hasil ekspror negara kita. Dari keuntungan penjualan ekspor ini dapat menembah jumlah pendapatan negara kita.

Jadi, antara pelaku ekonomi yang satu dengan yang lainnya sebenarnya saling berkaitan erat dan kesemuanya itu sama-sama saling memberikan kemudahan dan keuntungan.